Aristoteles pernah berkata,”Sebaik-baik perkataan adalah yang jujur
pengucapannya dan bermanfaat bagi pendengaranya” Di kesempatan lain dia
juga pernah berkata, “Mati demi kejujuran lebih baik dari hidup dengan
kebohongan.”
Tentunya kata-kata tersebut diucapkan Aristoteles bukan berangkat
dari prinsip aqidah yang dianutnya, karena ia kafir, tapi lebih karena
fitrahnya sebagai manusia. Disamping tentunya merupakan hasil
perenungannya yang mendalam tentang kehidupan ini. Terlepas dari status
aqidah yang dianut Aristoteles, setidaknya demikianlah norma universal
yang sebenarnya melekat di semua dada umat manusia. Namun kemunafikan
dan hawa nafsulah yang merekatkan kedustaan – lawan kejujuran – ke dalam
dada mereka.
Jelasnya jujur merupakan kemuliaan. Kemudian berbarengan
dengan jayanya peradaban kafir-munafik yang mendunia saat ini kejujuran
menjadi tersingkirkan. Jadilah jujur menjadi barang aneh. Sekalipun
sebenarnya merupakan mutiara yang menentramkan pelakunya. Maka, siapa
yang menginginkan kebahagiaan, jujurlah dan Allah mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar